“Selain itu para komunitas juga harus memperhatikan pengendara lain. Agar tercipta keamanan dalam berkendara. Dan jarak yang aman antara sesama kendara itu minimal 2-3 detik, agar kalau di depan anda terjadi sesuatu maka anda masih bisa menghindarinya,” tambahnya.
Untuk lebih menyatukan komando, maka perlu digunakan aturan atau
tata tertib dalam berkendara berjamaah atau touring konvoi. Penggunaan
aturan baik itu kode-kode serta tata cara dalam berkonvoi perlu dipahami
oleh para bikers. Agar perjalanan dapat berjalan lancar dan tiba dengan
selamat.
ini adalah panduan sederhana tentang konvoi tapi lebih baik kita
sebut sebagai penyeragaman atau standarisasi konvoi supaya ritme touring
mudah dibentuk, terhindar dari kesan arogan dan tetap tidak mengganggu
hak orang lain. yang paling penting dan perlu diingat adalah konvoi touring biker adalah
bukan konvoi VVIP.# motor dalam keadaan baik secara keseluruhan
# mental dan fisik biker maupun boncenger dalam keadaan fit secara keseluruhan
# patuhi semua standar SAFETY RIDER
# datang tepat waktu baik di start point ataupun di meeting point
# masuk dalam klotur (kelompok touring) yang telah ditentukan
Terlebih dahulu kita membahas tentang S.O.P (standard Operating
Procedur ) safety touring , dalam banyaknya club atau community tentu
ada sedikit perbedaan, tapi tidak terlalu banyak , hanya mungkin
sebagian saja , untuk lebih jelas secara umum di bawah ini
pengertiannya.
S.O.P (Standard Operating Procedur) Safety Touring
adalah prosedur dasar bagi para pengendara motor, baik itu club maupun komunitas motor.
Prosedur ini agak susah di terapkan, tapi demi keamanan dan keselamatan, prosedur ini harus dipegang teguh dan dijalankan.
Berikut adalah petugas-petugas yang diberikan tanggung jawab untuk pelaksanaannya..
Petugas-petugas tersebut antara lain:
1.VORIJDER (VO)
- Tugas utamanya adalah memimpin perjalanan rombongan dengan mengatur ritme kecepatan seluruh peserta selama perjalanan dengan dasar masukan dari SO, RC dan SW.
- Memberikan tanda-tanda (Hand & Foot sign) guna keselamatan rombongan dan wajib disampaikan secara berantai oleh seluruh peserta di belakangnya.
- Berinisiatif dalam mengambil jalan yang aman bagi seluruh peserta berkendara berkelompok dengan berbagai konsekwensi yang dapat dipertanggung jawabkan.
- Mengenali rute yang akan dilalui, termasuk memahami tempat-tempat sebagai restpoint dan pom bensin terdekat.
- Bertugas untuk memastikan jalur yang akan dilalui oleh peserta berkendara berkelompok adalah jalur yang aman dan layak untuk dilalui.
- Selalu bekerja sama dengan VO dalam hal mengatur kecepatan kelompok dengan pertimbangan keselamatan bersama.
- Wajib memahami arah rute perjalanan dan kondisi ruas jalan yang akan dilalui sehingga bisa memprediksi kecepatan.
- Posisi SO berada paling depan dari rombongan dan diperkenankan melepaskan diri jauh ke depan guna mengantisipasi keadaan.
3.ROAD CAPTAIN (RC)
- Adalah orang yang bertanggung jawab terhadap kelancaran perjalanan Turing pulang-pergi.
- Memimpin briefing dan doa selama kegiatan touring berlangsung.
- Menentukan rute perjalanan yang akan dilalui berikut rute Pulang-Pergi.
- Menentukan Rest Point dan SPBU.
- Mengambil keputusan pada saat terjadinya keadaan darurat dengan melakukan koordinasi dengan petugas-petugas touring yang lain.
- Posisi RC bisa merangkap sebagai petugas yang lain atau hanya sebagai peserta saja tergantung kebutuhan saat turing berjalan.
4.SWEEPER (SW)
- Sweeper terbagi menjadi 2 yaitu Sweeper Tengah (Mid Sweeper) dan Sweeper Belakang (End Sweeper).
- Tugas utama Sweeper adalah memastikan seluruh peserta tetap pada posisinya masing-masing pada saat Touring berlangsung.
- Sesuai dengan namanya, posisi dari sweeper tengah berada ditengah-tengah rombongan dan diperkenankan untuk maju sampai batas posisi VO untuk berkoordinasi jika ada peserta yang trouble.
- Posisi Sweeper belakang adalah sebagai penutup rombongan, otomatis posisinya adalah paling belakang.
- Sweeper belakang diperkenankan untuk maju sampai batas Sweeper Tengah untuk berkoordinasi menyampaikan pesan jika ada peserta yang trouble kemudian disampaikan oleh sweeper tengah kepada VO, atau langsung Sweeper Belakang sendiri yang berkoordinasi dengan VO.
- Menyampaikan kondisi seluruh peserta berkendara berkelompok kepada VO dalam hal mengatur ritme kecepatan perjalanan.
- Menemani peserta yang mengalami trouble sambil menunggu kedatangan TO atau MO untuk mengatasi masalah yang ada.
- Mengatur posisi peserta dalam perjalanan guna memberikan jalan bagi kendaraan yang akan mendahului rombongan
5.MEDICAL OFFICER (MO)
- Memahami dasar-dasar Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dalam menangani insiden kecelakaan terhadap peserta berkendala kelompok.
- Mempersiapkan obat-obatan standard guna mengantisipasi adanya musibah kecelakaan yang terjadi pada peserta touring.
- Berinisiatif untuk mengambil tindakan medis lebih lajut bila terjadi resiko yang cukup fatal sehingga tidak dapat ditanggulangi sendiri dengan merujuk kepada Rumah Sakit atau klinik terdekat.
- Berkoordinasi dengan seluruh petugas dalam hal kondisi medis peserta touring.
6.TECHNICAL OFFICER (TO)
- Mengetahui teknik dasar perbaikan kendaraan guna mengantisipasi adanya trouble dari segi teknis pada kendaraan bermotor peserta Touring.
- Mempersiapkan alat-alat / tool kit standard yang dibutuhkan pada saat trouble.
- Mempersiapkan sparepart fast moving cadangan guna mengantisipasi adanya kerusakan kendaraan peserta dan mengakibatkan harus di gantinya sparepart tersebut.
- Berkoordinasi dengan memberi masukan secara teknis kepada seluruh petugas guna mengatur ritme kecepatan rombongan jika ada peserta yang trouble secara teknis.
- Memberikan solusi terbaik dalam hal menangani trouble jika tidak dapat ditangani sendiri maupun seluruh peserta touring dengan merujuk pada bengkel yang terdekat.
Ok itu tentang posisi atau pengerak dan pengatur dalam sistem di touring , lanjut ke pengkodean dan rumus,
Berikut ini sedikit pengetahuan tentang Rumus dan Tata Cara Touring yang saya ambil dari fanpage Divisi Humas Mabes Polri.
Hand Code (Kode Tangan)- Gunakan hanya tangan kiri
- Acungan jempol ke atas = konfirmasi tanda siap berangkat; atau salam brotherhood
- Satu jari = bentuk barisan konvoi menjadi satu kolom
- Dua jari = bentuk barisan konvoi menjadi dua kolom
- Lima jari = konvoi bubar untuk kembali bergabung setelah melewati rintangan (macet)
- Jari mengepal = siap-siap berhenti (hanya untuk stop point)
- Menunjuk arah = siap-siap berbelok ke arah yang ditunjuk
- Turunkan kaki kiri = menunjukan adanya lubang di sebelah kiri
- Turunkan kaki kanan = menunjukan adanya lubang di sebelah kanan
- Turunkan kedua kali = menunjukan jalanan rusak, bergelombang, marka melintang, rel kereta api
#bunyi panjang = konfirmasi siap berangkat (hanya sweeper);tanda klotur putus (hanya sweeper);
# bunyi pendek dua kali = salam brotherhood
# Kondisi Darurat : Bunyikan klakson panjang tanpa henti dan diikuti oleh kawan2 yang lain agar petugas bisa menghentikan rombongan.
# Warning: Bunyikan
klakson 2x sebanyak 3 kali berturut2. Digunakan kala kendaraan kawan
didepan ada kerusakan/tidak beres. Contoh, barang bawaan miring, bracket
box patah, ban kempes dll.
# Stop and Go: Bunyikan
klakson 3x sebanyak 2 kali dimulai dari barisan paling belakang dan
disusul kawan didepannya sampai kepada RC, sebagai penanda rombongan
akan berjalan dari kondisi berhenti.
Aturan Dasar- Motor dalam keadaan baik secara keseluruhan
- Mental dan fisik biker maupun boncenger dalam keadaan fit secara keseluruhan
- Patuhi semua standar SAFETY RIDER
- Datang tepat waktu baik di start point ataupun di meeting point
- Masuk dalam klotur (kelompok touring) yang telah ditentukan.
Berlaku untuk setiap pemberangkatan baik dari start point dan setiap stop point (check point, emergency stop, dll) yang ditentukan oleh RC (road captain)
- RC memberikan tanda siap berangkat dengan menghidupkan mesin motornya danemposisikan motornya sebagai RC (terdepan)
- Peserta mengikuti dengan membentuk barisan 1 (satu) kolom dan ditutup oleh Sp (sweeper)
- RC memberikan tanda akhir siap berangkat (lihat hand code) diikuti oleh peserta yang sudah siap
- Sp memberikan tanda konfirmasi siap berangkat kepada RC (lihat horn code).
- Dibagi dalam beberapa klotur dengan maksimum peserta 10 motor per klotur
- Tidak membentuk garis lurus dengan motor didepannya
- Posisikan motor lebih ke kanan atau ke kiri terhadap motor didepan untuk memberikan jarak menghindar bila terjadi pengereman mendadak
- Atur jarak aman sesuai kecepatan
- Pastikan kecepatan tidak melebihi 60 kpj
- Tidak melanggar lampu merah
- Teruskan pesan hand code (kode tangan) dan foot code (kode kaki) kepada peserta dibelakang
- Nyalakan lampu penerang jalan (lampu dekat)
- Hidupkan lampu hazard (opsional)
- Tidak menggunakan lampu strobo ataupun flip-flop
- Tidak menggunakan sirine ataupun pengeras suara
- Tidak membunyikan klakson terhadap hal yang tidak perlu atau sudah diwakili oleh RC
- Tidak saling mendahului
- Pendengaran tetap dominan terhadap kondisi sekitar
- Usahakan selalu dan tetap tenang
- Tidak meninggalkan peserta yang mengalami masalah (troble) dijalan
- RC mengurangi kecepatan terutama saat lampu menyala kuning untuk menghindari putusnya konvoi
- Tetap dalam konvoi kecuali ditentukan lain oleh RC
- Tidak menerobos lampu merah sekalipun konvoi harus terputus
- Sp memberikan pesan horn code (kode klakson)
- RC mengurangi kecepatan
- Setelah bebas dari hambatan, peserta yang terputus bersama Sp
- mengejar konvoi dalam kecepatan aman max. 80 kpj
- Setelah semua bergabung kembali Sp kembali memberikan horn code
- Maksimalkan jarak motor dengan motor didepannya sesuai kecepatan
- Berikan tanda dan berikan jalan untuk mendahului kepada calon dan penyusup
- Sp berusaha mengeluarkan penyusup dengan cara-cara yang baik
- Peserta berikan tanda darurat mohon berhenti jika memungkinkan
- RC memberhentikan konvoi
- Sp advice RC bila tidak mengetahui
- Sp atau salah satu peserta memberi tanda kepada klotur berikut
- Tidak meninggalkan peserta dijalan dalam situasi apapun
- Tidak meninggalkan peserta sendirian atau lebih baik lagi pending klotur
- Sp memberikan tanda kepada klotur berikutnya untuk tidak berhenti
- Korban dirawat sementara
- Bawa korban ke balai pengobatan terdekat bila perlu
- Parkir semua motor di lokasi aman (ditunggui salah satu peserta bila perlu)
- Semua peserta mengamankan TKP dan atur lalin
- Sp memberikan tanda kepada klotur berikutnya
- Evakuasi dipimpin langsung oleh RC
- RC broadcast berita dan
- Wajib stop touring
- Klotur emergency stop
- RC cari bengkel terdekat bila tidak bisa ditangani peserta
- Antar dan kawal motor ke bengkel terdekat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar